Susu Sapi Sebabkan Pubertas Anak Lebih cepat

January 28, 2016
Assalamu’alaikum.wr.wb.

Salam sejahtera dan bahagia bagi Anda pengunjung setia Kolom Edukasi di manapun berada.

Kita semua mungkin sudah tahu, bahwa susu sapi, baik susu murni atau susu bubuk sangat bermanfaat bagi pertumbuhan manusia. Susu sapi diketahui mengandung banyak kalori, protein dan lemak. Ada pula mineral seperti kalsium, fosfor, iodium, seng, zat besi, tembaga, dan magnesium. Beberapa vitamin A dan B2 serta asam amino yang sangat baik untuk tubuh.

Yang menjadi pertanyaan adalah, sejauh itukah manfaat susu sapi? Atau dengan kata lain, betulkah susu, dalam hal ini susu sapi atau susu dari hewani lainnya, memang bermanfaat untuk tubuh kita, yang jelas-jelas manusia, bukan hewan, seperti sapi?

Susu Sapi Sebabkan Pubertas Anak Lebih cepat
Sapi Perah

Ada fakta-fakta lain seputar susu sapi yang perlu kita ketahui. Salah satunya diungkapkan Mr. Akio Sato, profesor kehormatan Kolese Kedokteran Yamanashi, Jepang. Seperti yang dikutip Hiromi Shinya MD (2015), dalam buku "Revolusi Awet Muda”.

Ia mengatakan, susu sapi hamil, yang biasa untuk konsumsi manusia mengandung banyak hormon betina. Ketika sapi hamil, kadar hormon betina (estrogen dan progestin) di darah naik dan hormon masuk ke susu. Hormon betina ini tak rusak walaupun sudah terkena panas sterilisasi (WH: UHT). Dengan kata lain, banyak susu di pasar mengandung cukup banyak hormon betina, jauh lebih banyak daripada susu dari sapi yang tak hamil.

Apa dampaknya bagi manusia? Hormon betina yang terkandung dalam susu dan produk susu berbeda dengan zat kimia yang bertindak sebagai hormon, atau yang disebut disrupter endokrin. Karena hormon betina sapi tadi adalah hormon betulan, maka pengaruhnya kepada badan jauh lebih kuat.

Di pasaran, susu, baik susu murni maupun dalam bentuk susu bubuk mengandung 380 pikogram estron sulfat, sejenis estrogen. Pendek kata, dengan mengonsumsi banyak susu, yang dianggap sangat bergizi dan bermanfaat bagi kesehatan, anak-anak yang belum mengalami pubertas mendapat terlalu banyak hormon betina, termasuk anak laki-laki.

Susu Sapi Sebabkan Pubertas Anak Lebih cepat
Minum Susu

Sekarang, populasi orang yang mengonsumsi paling banyak susu adalah anak-anak usia 7-14 tahun, dan konon tiap anak mengonsumsi 320 ml susu (termasuk produk susu) tiap hari. Artinya, anak-anak yang belum mengalami pubertas rata-rata sudah mendapatkan 120 nanogram (120.000 pikogram) estron sulfat. Itu lebih banyak daripada 40-100 nanogram hormon betina (estradiol, estrogen jenis lain lagi) yang diproduksi tubuh anak-anak itu sendiri sebelum pubertas. Bahkan, justru ada sebagian orang tua yang mendorong anak mereka mengonsumsi 1 liter susu per hari dengan alasan “susu membuat badan sehat”.

Karena itu jangan heran, anak sekarang lebih cepat mengalami masa pubertas ketimbang dulu, sebelum gencar promosi minum susu.

Apa pengaruhnya kelebihan hormon betina kepada akalbudi dan tubuh anak? Mr. Sato menunjukkan, bahwa anak-anak yang lahir setelah Perang Dunia II adalah generasi pertama di Jepang yang diberi susu, bahkan sejak sebelum lahir (lewat ibu hamil) dan ternyata kemampuan reproduksi mereka jauh lebih rendah alias mandul. Malah ada masalah ketidaksuburan yang tak wajar, misalnya oligospermia (sperma kurang).

Selain itu, kanker payudara, kanker prostat, kanker indung telur dan kanker rahim dan sebagainya di negara-negara maju juga makin banyak ditemui setelah tahun 1940-1950, yakni ketika konsumsi besar-besaran susu dan produk susu dimulai. Lewat konsultasi pasien yang menghadapi kanker payudara atau kanker prostat, pasien-pasien tersebut mengonsumsi susu, keju, yogurt, dan semacamnya setiap hari. (Yanuar Jatnika – sahabat keluarga)

Demikian informasi yang dapat admin sampaikan, semoga bemanfaat. Mohon maaf bila ada kesalahan dan kekurangan, terima kasih dan wassalam.

Thanks for reading Susu Sapi Sebabkan Pubertas Anak Lebih cepat | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Related Posts

Show comments
Hide comments

0 komentar on Susu Sapi Sebabkan Pubertas Anak Lebih cepat

Post a Comment