Berpikir Kritis, Cara Cegah Propaganda Paham Radikal Pada Anak

Admin
Indra AE
May 24, 2016
Assalamu’alaikum.wr.wb.

Salam sejahtera dan bahagia bagi Anda pengunjung Kolom Edukasi di manapun berada.

Keluarga dan pendidikan dasar jadi fondasi kuat bagi anak-anak untuk mencegah propaganda radikal. Orang tua harus peka terhadap lingkungan dan perkembangan anak. Sekolah juga harus ajarkan ajaran-ajaran soal kedamaian dan kebaikan.

“Jika orang tuanya pecinta negara maka banyak hal yang harus dilakukan mereka untuk mencegah sang anak dari propaganda radikal. Jangan lupa keluarga dan pendidikan dasar adalah pondasi penting bagi perkembangan anak,” kata psikolog Anak dan Keluarga dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Anna Surti Ariani, Selasa (24/5).

Berpikir Kritis, Cara Cegah Propaganda Paham Radikal Pada Anak


Saat itu, dia juga mengomentari video yang memperlihatkan anak-anak Indonesia dan Malaysia sedang berlatih menggunakan senjata di Syria yang muncul minggu lalu.

Menurutnya, hal utama yang harus dilakukan orang tua untuk mencegah anak dari propaganda radikal adalah membekali dengan kemampuan berpikir kritis.

Dengan begitu, anak tak mudah percaya dengan informasi yang didapatkan dari orang lain. “ Ini penting karena anak biasanya menerima mentah-mentah apa yang dikatakan orang lain,” katanya.

Dia menyarankan agar orang tua selalu menjalin kedekatan dengan anak. Sehingga anak nyaman bicara dengan keluarga. Orang tua juga harus selalu mengenali teman-teman anak-anak.
Baca juga: 6 Cara Mengoptimalkan Otak Kiri dan Kanan Anak
“Perhatikan bagaimana mereka berinteraksi dan carikan aktivitas positif buat mereka. Termasuk perubahan yang dialami anak-anak. Misalnya anak jadi semakin kasar, atau terus protes pada kebijakan pemerintah yang disiarkan televisi, atau menganggap paham radikal tertentu sebagai hal yang benar,” kata Anna.

Anna juga minta para orang tua untuk memperhatikan benda-benda yang dimiliki anak, apakah ada yang terlihat terlalu ekstrim.

Di sisi lain, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Adab dan Ilmu Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Zubair mengatakan, video itu adalah satu bentuk propaganda untuk memperlihatkan bahwa anak-anak juga bisa dekat dengan kekerasan.

Namun, video itu tidak berlaku di Indonesia yang mengutamakan kedamaian dalam perbedaan dalam menjalankan agama.

“Video itu jelas-jelas adalah propaganda untuk mengajak anak-anak ikut dalam kegiatan radikal tanpa mengetahi konteksnya. Padahal agama selalu mengajarkan kedamaian dan harmoni,” kata Zubair.

Menurutnya, hal ini harus jadi perhatian bersama karena bisa saja video itu lolos dan dipertotonkan ke sekolah-sekolah dasar tanpa ada pihak yang bisa mencegah.

“Saya pernah menyaksikan sebuah sekolah dasar memutar sebuah tayangan perang di Palestina yang penuh kekerasan dan banyak melibatkan anak-anak,” kata Zubair. Hal-hal inilah yang harus diantisipasi oleh pemerintah dan keluarga.

“Kemenetrian Agama dan Kementerian Pendidikan harus punya mekanisme kontrol terhadap tayangan dan content yang diajarkan di sekolah-sekolah dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Sehingga anak-anak bisa terbebas dari propaganda radikal,” kata Zubair.

Zubair tak menampik bahwa keluarga adalah hal terpenting untuk menghindarkan anak-anak dari propaganda radikal. “Keluarga adalah hal penting untuk mencegah propaganda itu,karena keluarga adalah pihak terdekat dengan sang anak,” katanya. (jos/jpnn)

Demikian informasi yang dapat admin share yang dikutip dari jpnn.com, semoga bermanfaat, terima kasih dan wassalam.

Thanks for reading Berpikir Kritis, Cara Cegah Propaganda Paham Radikal Pada Anak | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Related Posts

Show comments
Hide comments

0 komentar on Berpikir Kritis, Cara Cegah Propaganda Paham Radikal Pada Anak

Post a Comment