Assalamu’alaikum.wr.wb.
Salam sejahtera bagi Anda pengunjung Kolom Edukasi di
manapun berada.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen
Dikdasmen) Hamid Muhammad menyampaikan, penerapan kegiatan belajar mengajar
delapan jam sehari dilakukan oleh sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013
dengan benar.
"Fokus pembinaan karakter bukan semata pada mata
pelajaran konvensional, tapi juga mencakup kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler inilah yang memang agak luas, cukup
besar mulai hari krida, olah raga sekolah, termasuk kegiatan yang sifatnya
kerja sama dengan lembaga pendidikan lainnya," kata Hamid Muhammad ujarnya
di diskusi media beberapa waktu lalu.
Selain kurikulum inti yang disampaikan melalui kegiatan
intrakurikuler, pasal 6 Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 menjelaskan bahwa
kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dapat dilakukan di luar kelas.
Adapun pelaksanaannya bukan tunggal/mandiri saja, namun juga
dapat menggunakan metode kerja sama, antarsekolah maupun dengan lembaga-lembaga
lain terkait.
Beragam aktivitas yang dapat dilakukan siswa dalam hari
sekolah di antaranya kegiatan pengayaan mata pelajaran, pembimbingan seni dan
budaya. Selain itu, pengembangan potensi, minat, bakat, serta kepribadian siswa
juga dapat didorong melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
Dicontohkan Ari Santoso, siswa yang mampu menghafal Alquran
di diniyah selama ini tidak mendapatkan penilaian dari sekolah. Nantinya,
dengan bimbingan usztad dan pemantauan dari guru, maka sekolah dapat memberikan
penilaian kualitatif terkait kepribadian siswa tersebut.
Penerapan lima hari sekolah akan sangat beragam di setiap
satuan pendidikan. Pengaturan jadwal serta teknis pelaksanaan menjadi
kewenangan sekolah yang lebih mengetahui situasi dan kondisi masing-masing.
“Saat ini panduan pelaksanaan sedang disusun oleh tim dari Ditjen Dikdasmen dan
Ditjen Pendidikan Agama Islam Kemenag,” tutur Ari Santoso.
Baca juga: Perkuat Pendidikan Karakter, Ini Kegiatan dalam Delapan Jam di Sekolah
Pengoptimalan sumber-sumber belajar diperlukan dalam
penerapan penguatan pendidikan karakter, Ari menjelaskan, diperlukan peran
guru, kepala sekolah serta komite sekolah dalam menjalin kerja sama
penyelenggaraan PPK.
"Sekolah dituntut secara kreatif menggalang kolaborasi
dengan sumber-sumber belajar di luar sekolah, ini harus kita garisbawahi. Di
luar sekolah begitu banyak sumber-sumber belajar yang tak terbatas di semua
daerah. Ada sumber-sumber belajar yang terkait dengan sains, seni dan budaya,
olah raga, ataupun seni budaya," kata Staf Ahli bidang Pembangunan
Karakter Arie Budhiman beberapa waktu yang lalu.
Demikian infomasi yang dapat admin share sebagaimana dilansir laman resmi kemdikbud.go.id (30/06/2017). Semoga bermanfaat, terima kasih,
wassalamu’alaikum.wr.wb.
Thanks for reading Lima Hari Sekolah Tidak Ubah Struktur Kurikulum Yang Ada | Tags: Pembelajaran
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »
0 komentar on Lima Hari Sekolah Tidak Ubah Struktur Kurikulum Yang Ada
Post a Comment